Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Si Tabat Yang Mendapatkan Barokah Guru

Di pondok pesantren tersebut tinggalah seorang Kiai yang memiliki seorang putri beserta para santri yang sedang menimba ilmu agama. Salah satu santri yang mengabdi di pondok pesantren tersebut adalah seorang pemuda yang sangat bodoh. Bertahun-tahun belajar ilmu agama di Pondok tidak ada satupun ilmu yang ia dapat karena kebodohannya itu. Dan hanya sepenggal ayat dari Surat Al-Lahab yang berbunyi “Tabat Yada” yang ia bisa. maka dari itu ia dipangil “Si Tabat”. Walaupun bodoh,  Si Tabat ini adalah seorang santri yang sangat patuh kepada sang guru yaitu kyai tersebut. apapun perintah sang guru pasti akan ia laksanakan tanpa berfikir panjang

Pada suatu ketika sang putri kyai tersebut sakit yang aneh. Bertahun-tahun berobat kesana-kemari ke orang-orang pintar, tabib dan dokter tidak kunjung sembuh juga. Sang Kiaipun hampir putus asa karena sang putri tak kunjung sembuh. Akhirnya Kiai berdoa memohon petunjuk kepada Allah.agar  diberi petunjuk untuk kesembuhan sang putri. Saat Kiai sedang tidur. Sang Kiai bermimpi, ada sebuah suara yang mengatakan “Jika sang putri ingin sembuh maka yang tahu obatnya adalah Nabi Khidir AS. Setelah terbangun sang kyai merasa bingung terhadap mimpinya semalam dan beliau berfikir bagaimana cara mencari Nabi Khidir dan siapa yang akan mencarinya.

Setelah berpikir lama akhirnya kyai tersebut mendapatkan sesorang yang akan mencari Nabi. Tanpa berfikir panjang Si Tabat dipanggil untuk menghadap kyai dan diberi tugas untuk mencari Nabi Khidir. Karena kepatuhannya Si Tabat tanpa berfikir panjang langsung menerima apa yang di amanatkan kyai tanpa tahu siapa dan dimana nabi khidir. Setelah mendapat amanat tersebut Tabat langsung pergi. Tetapi saat keluar dari pendopo padepokan Tabat kembali lagi menemui kyai. Karena kebodohannya Tabat baru menyadari siapa dan dimana orang yang akan dicarinya. Akhirnya kiai menjelaskan siapa Nabi khidir itu. Dan kyai berkata “Jika kamu ingin mencari Nabi Khidir kamu telusuri sungai hingga nanti akan bertemu dengan seseorang yang memakai jubah putih. Setelah bertemu dengan Nabi kamu tanyakan apa obat agar putriku ini dapat sembuh dari penyakit aneh ini”. Setelah mendapatkan penjelasan dari kyai Tabatpun langsung berangkat dengan menyusuri sungai.

Butuh waktu bertahun-tahun Si Tabat untuk menemukan Nabi. Saat di tengah perjalanan TAbat melewati sebuah kuburan tua. Pada saat itu juga terdengarlah suara tanpa rupa yang memanggilnya. “Tabat kamu mau kemana nak?”. Tabatpun langsung menjawab “Siapa kisanak? Aku mau mencari nabi Khidir”.  Suara itu menjawab “Aku orang yang berada di dalam kuburan ini. Kebetulan sekali nak, bolehkah aku meminta tolong kepadamu?.”  Ternyata orang yang ada di dalam kubur tersebut adalah seorang ustads, tetapi saat dia di dalam alam kubur selalu disiksa.  Dan ia ingin meminta tolong kepada Tabat jika ia bertemu Nabi Khidir agar ditanyakan mengapa kok dia disiksa. Si Tabatpun langsung setuju dengan permintaan Seorang di dalam kubur tersebut.

Tabatpun melanjutkan perjalanan menyusuri sungai. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan pohon mangga yang besar. Pohon mangga itupun juga berbicara peda tabat dan meminta tolong agar ditanyakan kepada Nabi Khidir. “Mengapa kok buah manggaku tidak pernah diambil dan dimakan  orang?” Tabatpun juga menyetujui permintaan pohon mangga itu.

Tabatpun melanjutkan pencariannya lagi Di tengah perjalanan lagi ia menjumpai sebuah sumur tua. Dan anehnya sumur tua itupun juga berbicara kepada Tabat dan meminta tolong jika bertemu Nabi untuk ditanyakan “Mengapa air didalam sumurku ini tidak pernah diminum orang?”. Tabatpun juga menyetujui permintaan sumur tua itu dan menjawab “Ya”.

Setelah bertahun-tahun menyusuri sungai, akhirnya usaha Tabat membuahkan hasil. Ia menjumpai seorang pria yang memakai jubah putih bersih. Tabatpun menghampiri dan bertanya, “Apakah Kisanak adalah Nabi Khidir?”. Ternyata orang berjubah putih itu adalah nabi. Tabatpun langsung menangis dan bersujud karena bersyukur kepada Allah karena usahanya diridlai.

Tabat langsung menyampaikan amanat dari kyai bahwa kyai ingin meminta petunjuk untuk putrinya. Nabi Khidirpun menjawab dan memberi petunjuk jika sang putri ingin sembuh maka harus dinikahkan. Karena bodohnya Tabat, ia langsung menerima jawaban tanpa bertanya dengan siapa putri harus menikah.

Setelah itu Tabat menyampaikan pesan permasalahan dari orang yang ada di dalam kubur, pohon mangga dan sumur tua. Nabi khidir menjawab “Sebenarnya orang di dalam kubur itu adalah seorang ulama, karena ia memiliki ilmu tetapi tidak pernah diamalkan kepada orang lain, maka di dalam kubur tidak tenang arwahnya. Jika orang itu ingin bebas, suruh berikan ilmunya kepadamu Tabat. maka ia akan tenang di alam kubur”.

“Mengapa pohon mangga buahnya tidak pernah diambil orang padahal buahnya besar-besar. Hal itu dikarenakan di dalam pohon mangga itu terdapat pusaka yang ampuh. Jika ingin buahnya diambil dan dimakan orang. Maka ambillah pusaka itu.”.

“Yang terakhir mengapa sumur itu airnya tidak pernah diambil orang. Itu karena di dalam sumur itu terdapat sebuah emas. Jika ingin airnya diambil oleh orang maka suruh sumur itu serahkan emasnya kepadamu”.

Setelah mendapatkan amanat dari Nabi, Tabat langsung mohon pamit untuk kembali. Setiba di sumur tua Tabat menyampaikan apa yang diamanatkan Nabi. Akhirnya diberikanlah Tabat emas yang ada dalam sumur itu. Setelah menemui Mangga diberikanlah pusaka ampuh dari pohon mangga itu. Setelah sampai di kuburan diberikanlah tabat ilmu dari ulama itu. Akhirnya Si Tabat manjadi orang yang pandai, kaya dan sakti.

Setelah bertahun-tahun berkelana akhirnya Tabat tiba di Pondok. Semua orang tidak ada yang mengenalinya karena Tabat terlihat bagaikan seorang yang pandai berpendidikan, sopa dan santun. Berbeda dengan tabat beberapa tahun yang lalu. Bahkan kyaipun juga tidak mengenalinya karena perubahan Tabat. Akhirnya setelah Tabat menceritakan apa yang terjadi akhirnya kyaipun terharu akan diri Tabat yang sekarang. kyai dan para teman santri tidak menyangka setelah kembali tabat menjadi seorang yang Pandai, kaya dan sakti. Tabat juga menyampaikan obat untuk kesembuhan putri kyai yaitu agar sang Putri dinikahkan. Tetapi kyai bertanya dengan penuh rasa ragu “Kepada siap harus kunikahkan Tabat?” Tabatpun juga tidak tahu kepada siapa harus dinikahkan. Karena Si Tabat yang berjasa dan dapat menemukan nabi Khidir akhirnya Tabat dinikahkan dengan Putri. Akhirnya sang putripun sembuh dan menjadi istri Tabat serta hidup bahagia.

 Maka dari itu, ridla Allah SWT ada pada ridla guru kita.

Semoga yang sedang menuntut ilmu mendapatkan keberkahan dari doa guru, Aamiin.

Posting Komentar untuk "Si Tabat Yang Mendapatkan Barokah Guru"