Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, Ulama Terakhir Bani Ustmani
Biografi Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, dapat ditemukan dalam otobiografi beliau dalam berbagai kitab karya beliau. Misalnya dalam kitab Asy-Syaraf al-Mu'abbad Li Ali Muhammad yang terbit tahun 1309 hijriya atau 1891 masehi. Kita juga dapat menyimaknya dalam kitab Jami' Karamatil Auliya' dan kitab Asbab yang keduanya terbit pada tahun 1329 hijriyah atau 1911 masehi.
Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani memiliki nama lengkap yaitu Syekh Nashiruddin Yusuf bin Ismail An-Nabhani. Beliau lahir pada tahun 1265 hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1849 masehi. Beliau merupakan keturunan dari Bani Nabhan, salah satu suku Arab Badui yang tinggal di desa Ijzim, bagian utara Palestina, dan masuk otoritas hukum kota Haifa yang termasuk wilayah Akka, Beirut.
Ayahnya bernama Sayyidis Syekh Ismail An-Nabhani. Seorang ulama sepuh yang mumpuni dalam bidang ilmu-ilmu keislaman. Beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki daya ingat luar biasa, hafalan Al-Qur’an yang sangat baik, tekun dalam beribadah, dan memiliki suara yang sangat merdu setiap kali melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Beliau dikenal sangat ketat dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an. Secara istiqamah beliau mampu mengkhatamkan Al-Qur’an 3 kali dalam seminggu. Amalan ini beliau lakukan dengan sangat istiqamah. Dan dari ayahnya inilah Syekh Yusuf pertama kali menimba ilmu keislaman khususnya Al-Qur’an.
Setelah berhasil menghafalkan Al-Qur’an di usia yang sangat muda, Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani kemudian melanjutkan thalabul 'ilminya ke Al-Azhar. Beliau masuk di al-Azhar pada hari Sabtu awal Muharram tahun 1283 hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1866 masehi. Di al-Azhar, beliau dengan tekun belajar berbagai disiplin ilmu keislaman kepada para ulama dan imam besar di masanya. Beliau menamatkan pendidikannya di al-Azhar pada bulan Rajab tahun 1289 hijriyah, bertepatan dengan tahun 1872 masehi.
Diantara para guru yang mendidik Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani adalah:
1. Syekh Ibrahim al-Saga asy-Syafi'i yang wafat pada tahun 1298 hijriyah. Dari beliau, Syekh Yusuf bin Ismail an-Nabhani mempelajari kitab Syarah at-Tahrir dan Manhaj karya Syekh Zakariyah al-Anshari asy-Syafi'i, berikut catatan pinggir dari kedua kitab tersebut. Beliau mengkajinya selama kurang lebih 3 tahun hingga beliau pada akhirnya mendapatkan ijazah sebagai pertanda atas kapasitas dan posisi keilmuannya.
2. Syekh Syamsuddin al-Ambabi asy-Syafi'i. Beliau ini merupakan satu-satunya Syekh di masanya yang mendapatkan julukan Hujjatul 'Ilmi dan merupakan guru besar Al-Azhar pada masa itu. Pada Syekh Syamsuddin ini, Syekh Yusuf tercatat belajar Syarah kitab al-Ghayah wa at-Taqrib fi Fiqhisy Syafi'i karya Syekh Ibn Qasim dan al-Khathib asy-Syarbini, dan kitab-kitab lainnya selama kurang lebih dua tahun.
3. Syekh Yusuf ak-Barqawi al-Hanbali. Syekh pilihan dari madzhab Hanbali
4. Syekh Abdul Qadir ar-Rafi'i al-Hanafi ath-Tharabulusi. Syekh pilihan dari masyarakat Syawam
5. Syekh Al-Muammar Sayyid Muhammad Damanhuri yang wafat pada tahun 1286 hijriyah.
6. Syekh Ibrahim Al-Zuru al-Khalili asy-Syafi'i yang wafat pada tahun 1287 hijriyah
7. Syekh Ahmad al-Ajhuri al-Dharir asy-Syafi'i yang wafat pada tahun 1293hijriyah
8. Syekh Hasan al-'Adwi al-Maliki yang wafat pada tahun 1298 hijriyah
9. Syekh Abdul Hadi Naja al-Ibyari yang wafat pada tahun 1305 hijriyah
10. Syekh Abdurrahman Asy-Syarbini asy-Syafi'i dan lain sebagainya.
Setelah dirasa cukup untuk memulai dakwah, maka kemudian Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani memulai perjalanan dakwah beliau dengan ghirah yang tinggi untuk menyebarkan agama Allah yang agung. Beliau juga sempat menjadi pejabat pengadilan di wilayah Syam dan pada akhirnya menjadi ketua pengadilan tinggi di Beirut.
Selain itu Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani juga senantiasa mendawamkan diri dalam dzikir kepada Allah dan bershalawat kepada kanjeng Rasul Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya. Beliau juga menyibukkan diri untuk menulis kitab-kitab bermutu dan agung yang membuat berbagai disiplin keilmuan, mulai dari tarikh rasul, ilmu hadits, puji-pujian untuk kanjeng rasul, tafsir, kisah-kisah para wali dan lain sebagainya. Diantara kitab karya beliau adalah:
1. Afdlalush Shalawat 'Alaa Sayyidis Saadaat yang menjadi rujukan admin walisongo dalam menjelaskan keutamaan shalawat nabi SAW.
2. Risalah fi Miftah an-Na'li asy-Syarif
3. Khulashah al-Kalam fi Tarjih din al-Islam
4. Al-Qaul al-Haq fi Madhi Sayyid al-Khalq
5. Al-Nazam al-Badi' fi Maulid asy-Syafi'
6. Saadah al-Maad fi Muwazanah Banat Suad
7. Hujjatullah 'Ala al-Alamiin fi Mu'jizah Sayyid al-Mursaliin
8. Al-Hamziah al-Alfiyah yang dinamakan Taybah al-Gharra' fi Madhi Sayyid al-Anbiya'
9. Shalawat al-Thana' alaa Sayyid al-Anbiya'
10 Saadah ad-Darain fi Shalat 'alaa Sayyid al-Kaunain
11. Al-Hadits al-Arbain min Amthal afsoh al-Alamiin
12. Al-Hadits al-Arbain fi Fadhail Sayyidil Mursaliin
13. Wasail Wusul ilaa Syamail al-Rauul
14. Asy-Syarf al-Muabbad li Ali Muhammad
15. Al-Anwar al-Muhammadiyah Mukhtashar al-Mawahib al-Laduniyah dan lain sebagainya.
Sebagaimana telah admin sampaikan pada penjelasan awal bahwasanya kitab Afdhalush Shalawat, dan demikan pula seperti kitab Sa'adud Darain, dan Jamiush Shalawat merupakan beberapa kitab karya Syekh Yusuf yang memuat tentang kumpulan shalawat yang ampuh karya para waliyullah yang agung dan sebelumnya belum pernah ada kitab sejenis ini. Demikian pula dengan kitab Jami'u Karamatil Auliya yang terdiri dari 2 jilid tebal, merupakan kitab yang secara lengkap menjelaskan tidak kurang dari 1400 nama waliyullah mulai dari para sahabat hingga para ulama di bawahnya. Dan belum ada kiranya kitab yang bisa mengumpulkan sedemikian banyak biografi waliyullah sebagaimana kitab yang ditulis oleh Syekh Yusuf ini.
Dikisahkan, bahwa di zaman hidupnya Syekh Yusuf, ada seorang ahli ibadah yang tinggal di Madinah. Ia setiap tidur terbiasa bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Sampai pada suatu hari ia terputus dari mimpi tersebut selama beberapa waktu. Tentu saja hal itu membuatnya sangat sedih dan susah, karena merasa apabila Rasulullah sedang menegur atau tidak meridlainya terhadap sesuatu hal yang telah ia lakukan. Akhirnya suatu ketika ia dapat kembali mimpi bertemu Rasulullah. Dalam mimpi itu ia bertanya, "Ya Rasul, apa yang menghalang-halangiku bertemu dengan engkau ya Rasul ?" Kemudian Rasulullah menjawab, "Bagaimana kamu akan bisa bertemu denganku sedangkan di rumahmu ada sebuah kitab yang pengarangnya mencela dan mencaci maki kepada kekasihku Yusuf an-Nabhani."
Setelah terbangun, orang yang ahli ibadah tersebut langsung mengambil kitab yang dimaksud oleh Rasulullah dan membakar kitab tersebut. Setelah itu, ia dapat kembali dalam keadaannya seperti biasa, yaitu bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Adapun kitab yang dibakar oleh orang ahli ibadah tersebut bernama ktab Naiul Amani fi Roddi 'Ala An-Nabhani, sebuah kitab yang menentang an-Nabhani.
Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani tutup usia pada 85 tahun di kota Beirut, tepatnya pada bulan ramadhan tahun 1350 hijriyah atau 1932 masehi yang kemudian dimakamkan di pemakaman Basyura, di dekat distrik Bastha di Beirut, Libanon. Beliau wafat meninggalkan karya-karya yang sangat bermutu dan sejumlah murid besar yang menjadi penerus estafet dakwah beliau. Dari sekian banyak santri beliau yang sangat menonjol yaitu Syekh Yasin bin Isa Al-Fadani, seorang muhadits ternama akhir zaman, ulama besar dunia yang memiliki darah Padang, Indonesia tercinta.
Baca Juga: Biografi Lengkap Syekh Ahmad Badawi
Posting Komentar untuk "Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, Ulama Terakhir Bani Ustmani"